Rabu, 05 Februari 2014

Yeah! Gagal lagi, lagi dan lagi!

Belum PDKT, sudah gagal -_-
Lelaki 5
            Panggil dia dengan nama Ape Hopkids (nama disamarkan). Dia adalah teman media sosial facebook ku. Singkat cerita, kami berkomunikasi melalui komen-komenan status. Dan saat sabtu (1 Desember 2013) malam tiba. Aku dan dia sama-sama online. Kemudian …
Aku        : “Ape, besok kegiatannya apa nih?” (tau dia dan aku sama-sama jomblo)
Ape        : “Biasa, jogging di GOR. Kalau kamu?”
Aku        : “Kalau aku rencana berenang.”
Ape        : “Berenang dimana? Sama siapa?”
Aku        : “Sendirian. Susah cari teman yang suka berenang. Biasanya di GOR sih. Kamu mau ikut gak?”
Ape        : “Boleh. Aku ikut. Besok ajarin aku berenang ya!”

Setelah berganti pakaian dan berada di depan kolam berenang
Aku        : Mana Ape ya? Kan katanya dia nunggu di sini. (celingak-celinguk). “Ya udah ah, masuk kolam aja dulu. Mungkin aja nanti ketemu di dalam kolam berenang.”
15 menit kemudian
Aku        : Mana nih si Ape? (berenang ke sisi kiri kolam, banyak lelaki di sana tapi tidak bisa melihat dengan jelas, karena mataku minus. Alhasil aku celingak celinguk seperti orang tolol).
1 jam kemudian
Aku        : Duh, si Ape mana nih. Aku udah bela-belain berenang ke sini, tapi dia gak ada juga keliatan. Masa dia gak liat aku sih. Ih, kok gak samperin aku ya? (Suasana hati sudah mulai kesal)(Aku keluar dari kolam berenang dan menuju ke tempat penitipan pakaian, mencoba untuk menghubunginya melalui ponsel. Mengirim sms dan menelfonnya. Tapi tak diangkat). Berarti dia masih di dalam kolam nih. (Aku balik ke kolam berenang lagi).
1 menit kemudian
Aku        : (Berenang seperti biasa, seakan-akan aku pergi ke kolam berenang sendirian). (Melupakan sejenak keberadaan si Ape). (Mencoba menghibur diri sendiri).
1,9 jam kemudian
Aku        : (selesai berenang karena hari gerimis lebat dan kehilangan mood untuk berenang). (Setelah berpakaian, mengecek ponsel dan mendapati sms kalau dia pulang). (Pulang dengan perasaan kecewa).
               Dia adalah lelaki tamatan universitas *slam. Perawakan yang maskulin. Tinggi sekitar 169 cm. Berwajah tampan. Ini pertama kalinya aku melihat dia secara langsung di dunia nyata. Kali ini usaha pedekate ku gagal.
______________________________’’’________’’’________________________________
Eng Ing Eng…
               Dia tetap lelaki normal, dan aku shock mendengarkan kejujurannya. Dia tidak bedanya dengan teman chatku yang lain. Aku menjadi hilang rasa untuk serius kepadanya. Dia pun juga begitu kepadaku, sepertinya. Kami melakukan PS, pada malam itu. Aku sebenarnya malu, tapi mau. Kami sama dengan (=). Tapi bedanya aku tidak pernah melakukannya di dunia nyata, sedangkan doi pernah melakukannya. Tidak sampai Love ter-Making, tapi sudah “karaokean”. Aku putuskan untuk melepaskan angganku membawanya ke atas pelaminan cinta. Tidak bisa dibawa serius, aku sudah dianggap “murahan” baginya. End for love, just friend forever. Pencarian cintaku (baca: menunggu cintanya) terus berlanjut.

_ending sementara_


                     Minggu kemarin adalah hari minggu yang paling berkesan bagiku. Minggu dimana aku joging tidak lagi dengan wanita (adik sepupu ataupun temanku) tetapi dengan seorang pria, yaitu lelaki 5, Ape. Jujur dari awal pertama kita ketemuan dulu, aku sudah tertarik kepadanya. He's so awesome. Ditambah lagi dengan pertemuan kami (maen basket dan joging), membicarakan tentang masa lalu cinta kami, dan kemudian menertawakannya. Entah kenapa rasanya aku jatuh cinta dengan karismanya. Oh, My God! Walaupun matanya sipit, tapi senyumnya karismatik, mempesona jiwa wanitaku. Diakhir-akhir joging, dia mulai mengubah topik pembicaraan ke hal yang lebih "hot". Dia membahas mengenai PS yang pernah kami lakukan sekali dulu. Dia berkata kalau "aku tinggi nafsunya", dan juga biasanya cewe yang berkumis tipis (nafsunya pasti gede). Pernyataannya itu membuatku malu. Luar biasa malu. Setelah cape joging, kami pun menambah rute perjalanan ke taplau (tapi lauik/ pantai). Di sana dia kembali memulai pembahasan "hot". Dia bertanya dan menjawab sendiri gimana cara aku jika masturbasi, menyatakan kalau wanita akan naik nafsunya setelah berciuman, pernyataan-pernyataan "hot"nya itu berhasil membuatku gerah. Namun, ada hal yang bikin aku badmood, dia bilang aku gendut (benar sih!) dan dadaku kecil (iyah tau T.T). Aku kehilangan mood sejenak, dan membiarkan pandangan lepas ke arah lautan. Tapi kemudian dia menggodaku kembali, dan mengatakan "pasti sudah basah ya? banyak ya?". Betapa malunya aku. Setelah puas membahas hal-hal gila kami pun memutuskan untuk pulang. 
Ape : "Buee aja dulu yang berdiri". 
Aku : "Kenapa emangnya, bareng-barenglah bapkee".
Ape : "Buee ajalah, aku mau liat buee, pasti basah celananya". (ia terus menggodaku)
Aku : "Yee, gak gitu juga kali bapke". (luar biasa malu dan tetap nungguin dia berdiri)
Ape : (berdiri dan jalan duluan, berhenti sebentar, dan berbalik melihat celana ku)
Aku : (menarik lengan tangannya supaya kembali ke arah depan dan membelakangiku)
Ape : (mendorong ku dengan lengannya, dan terasa lengannya menyentuh dadaku),(srr, aku memerah)
Aku : (memukul lengannya dengan lembut)
Ape : (kembali menyenggol dadaku dengan modus mendorongku dengan lengannya) (dadaku berdesir, aku malu)
Ape dan aku : (kami segera menuju motor kami masing-masing)
Ape : "Duluanlah" (tersenyum kepadaku)
Aku : "Gak, barenglah." (tersenyum kepadanya)
Ape : "Bareng?" (dengan ekspresi menggoda)
Aku : (tatapannya seakan-akan ingin melumatku)

Di dalam perjalanan, kami bersama motor kami masing-masing
                  Ape kembali menggodaku dengan pernyataan "basah". Aku hanya bisa tersenyum malu, sesekali aku bisa menggodanya kembali, saat dia melihat cewe berdua membawa motor dengan pakaian minim. 
Ape : "Lihat Buee, cewe itu pakai stocking". (sambil mengendarai motor)
Aku : "Terus kenapa bapke. Nafsu pula bapke?" (mengendarai motor juga) (ekspresi senyum menggoda)
Ape : "Gak. Aku nafsu liat buee lagi, apalagi kalau lagi bugil." (senyumnya menggoda lagi)
Aku : (tak bisa berkata-kata lagi)
                Sampai di persimpangan kami pun pisah. Sesampainya di rumah, aku jadi teringat kepadanya. Ingat betapa lihai menggodaku, tidak terkesan "otak mesum" tapi kami sama-sama menikmati obrolan panas kami berdua. Sambil tertawa dan menatap puas wajahnya. Padahal obrolan kami mesum, tapi aku merasa nyaman didekatnya. Tidak ada rasa takut. Malah aku ingin merasakan jadi penumpang di belakang motor koplengnya itu. Sungguh mempesonanya dia ketika kaki panjangnya, badannya yang keras, mengendarai motor besar itu. Simply activity that makes me deeply crazy. Satu hal lagi, saat Ape, lelaki 5 ini bertanya, dia aku anggap seperti apa, aku ingin mengatakan bahwa aku menganggapnya lebih dari sekedar teman PS, teman biasa, aku ingin dia jadi seseorang yang ku cintai lahir dan bathin, dan aku ingin dia menganggapku juga seperti itu. Tidak tau endingnya seperti apa, yang jelas status FB : I'm falling in it (love). Feel so deep. I must control my self, before i'm going crazy. That's simply activity with meaningful memories adalah untuk kamu bapke, Ape. Hope bakal happy ending. Aminn...


__ending sementara__

Padang, 22-02-2014

Kita maen basket bareng, tidak ada momen yang istimewa hari itu. Maen basket sambil cerita ngalor ngidul, terasa membosankan karena dia, Ape, marah karena aku telat datang >.< Tapi marahnya masih standar dan dia kelihatan semakin karismatik, karena dia berani menunjukkan rasa amarahnya di depan orangnya langsung. He's so gentleman. I just saying that I'm falling in love with you. Huaaa, aku gak bisa mengontrol rasa ini lagi. Bapke, adiak suko jo uda. T.T :( Sampe saking galaunya, aku meremove dia dari pertemanan FB, ntah apa yang ada di dalam fikiran sana. Ketika aku add as friend dia lagi, dia menanya dengan cara yang lucu, mengapa aku meremove dia. Dia tidak marah dan dia menghadapi dengan kepala dingin dan lelucon. Ahh, bikin tambah naksir aja nih, bapke. :* Apapun itu, apapun hasilnya nanti, aku bersyukur pernah mengenalmu, dan pernah mempunyai kenangan bersamamu. Saat kamu bercanda dan mengatakan bahwa aku menembakmu, ingin sekali aku berkata iya, tapi ingat lagi, aku kan cewe, aku gak mau dianggap murahan lagi. Aku akan menunggu hatimu Bapke, jika kamu juga mempunyai rasa yang sama, tentu kamu akan menunjukkan dan menyatakannya, tapi jika tidak, berarti rasa itu hanya aku yang miliki, kamu tidak. Dan jika saat itu tiba, aku harus membesarkan hatiku sebesar yang aku bisa. Kenapa aku selalu rindu kepadamu? Kamu apakan aku? Jadinya begini. Nananaaa. Kamu hipnotis aku! :* bapke
__menunggu endingnya seperti apa__

Oke, fine!!! This is the end of story. Gak usah banyak bertanya lagi mon! Fakta jauh lebih akurat dibandingkan dengan asumsi belaka. Say goodbye for Ape (senior) dan Ande (junior). Makes your dream come true, Mon! Jangan usik hidupmu dengan masalah remeh temeh yang hanya meletihkan jiwa dan fikiranmu! You're not an angel mon! You just be an human, ordinary human. Gue dan Ape end!!!  

__The End__


Ini memang salahku. Aku begitu murahan baginya. Begitu mudah ku mengungkapkan rasa sayangku pada manusia seperti dia. Dua kali dia ingkar janji, padahal dia yang telah berjanji. Sungguh capek rasanya. Aku seperti manusia yang tidak punya pekerjaan selain mengganggu kamu. Tinggal satu janji lagi, apakah kamu akan mengingkarinya lagi atau tidak. Kali ini memang aku yang berjanji, mengajakku menemaniku nonton film di bioskop dengan iming-iming aku yang mentraktirnya. Baru kamu mau. Mentraktirmu itu bukan masalah bagiku. Masalahnya adalah apakah kamu akan mengikari janji yang aku buat.  Setelah ku memainkan permainan yang aku rancang sendiri, aku mengikuti proses dan mengamatinya. Fix! Kamu tidak ada rasa "sayang" kepadaku, cuma sesekali kamu ingin bermesum ria, kamu menjadikanku sebagai pelampiasan "chat sex" kamu. Baiklah. Jika janji besok masih tetap kamu ingkari, maka itu adalah janji terakhir kita. Terima kasih atas penglaman pertemanan denganmu. Aku tidak akan menghapus akun pertemanan kita di medsos, tapi di sisi lain aku tidak akan menganggumu lagi. Senin! Let's see!
                                           
                                                       __Menunggu The Real of Ending__

Tidak ada komentar:

Posting Komentar