Padang,
3 Desember 2013
Cerita
cinta tak bosan untuk terus ku tuliskan. Banyak nama yang berkeliaran di dalam
hidupku, tepatnya dalam kehidupan maya ku. Dunia Maya…
Di sini lah, cerita ini
bermula
Kegilaan ku terhadap dunia aplikasi mengenalkan aku
dengan aplikasi WeChat. Iseng pun, di saat jam istirahat kerja, saat ku masih
kerja di salah satu rumah sakit pemerintah ternama di daerah tempat aku
tinggal, daerah Sumatera Barat. Keisengan itu mengantarkanku dengan sosok
lelaki yang aku sukai. Berkenalan dari aplikasi itu, selanjutnya, bertemu.
Mungkin sebagian orang menganggap diriku “bodoh”, karena aku wanita yang datang
menghampiri kost-annya di daerah yang tidak terlalu jauh dari rumah sakit itu.
Tapi tepatnya aku berkunjung ke depan kost-annya, bukan di dalam kost-annya. Tidak banyak kata
yang aku keluarkan ataupun ia keluarkan. Kami hanya sibuk memindahkan film dari
netbook ku ke netbook nya. Sambil menunggu film-film tersebut selesai
dipindahkan, kami bercerita mengenai banyak hal. Aku menatapnya dengan penuh
rasa kekaguman, sungguh sempurna makhluk Tuhan yang ada di depanku ini. Setiap
dia mengeluarkan senyuman, semakin aku tak bisa menahan hati ini untuk tidak
jatuh cinta kepadanya.
Setelah kejadian itu, aku mulai menaruh banyak harapan
kepadanya. Harapan masa depanku yang selama ini telah lama ku tunggu. Sungguh
sempurna lelaki ini di mataku, jika dilihat dari fisiknya. Fisik yang sempurna.
Tinggi 174 cm. Kulit kurang gelap dari sawo matang tapi lebih gelap
dibandingkan dengan kuning langsat, bisa ku bilang sawo-langsat, hidung yang
tidak terlalu mancung tapi tetap mempesona. Terutama senyumnya. Ada behel yang menghiasi giginya. Sungguh
sempurna kamu, calon masa depanku.
Namun, semakin hari semakin lama dari hari perkenalan
itu, hubungan yang aku harapkan, yaitu “lebih dari sekedar teman silaturahmi”
tidak menunjukkan batang hidungnya. Tidak kunjung terwujud. Janji manis untuk
jogging bersama, ternyata hanya menjadi angan-angan belaka. Dia menyalahkanku
ketika joging itu tidak terjadi, padahal jelas, dia lah yang menyebabkan
jogging itu tidak terjadi. Sejak saat itu, aku mulai sadar dan menyadari, dia
manis ketika bicara, dengan memberikan sejuta gombalannya di telefon, ternyata
benar hanya isapan jempol belaka. Dia adalah Egy Hantoni (nama disamarkan), dia tamatan sarjana keperawatan di sekolah
tinggi kesehatan swasta yang ada di daerah Batusangkar, tapi aslinya dia adalah
putra Sawalunto.
Here he is:
Banyak hal
yang ingin aku ketahui tentang dirinya. Namun, tidak ada satupun akun media
sosial (facebook atau twitter) yang menunjukkan namanya,
kecuali media sosial smaboy. Betapa
shock nya aku ketika menemukan foto di media sosial itu, dia dengan teman
wanitanya (kekasihnya, atau mantannya, atau calon gebetannya, atau gebetannya).
This is it L.
Ups! Ternyata aku tidak ada
menyimpannya. Syukurlah! J
Dan hari ini dia menelfon lagi. Kesal, bahagia, gemas,
rasa-rasa itu muncul ketika dia menelfon. Bahagia, karena dia lah salah satu
lelaki yang sempat dan masih mencuri sebagian sisi di hatiku, gemas ketika
sifat egonya, yang meminta aku untuk mendengarkan apa yang dia ucapkan, dan aku
tidak diberi kesempatan untuk membantahnya dan kesal ketika dia mematikan
telfon secara tiba-tiba, dan ketika aku menelfon dia balik, dia terkadang tidak
menjawabnya, dan juga terkadang menjawabnya, tetapi hanya sebentar setelah itu
mematikan telfon dengan alasan “taujung” atau “kebelet, padahal dia yang minta
aku untuk menelfonnya. Sifatnya seperti ini, yang berhasil membuatku pasrah,
untuk melepaskan semua harapan itu.
Hari ini…
Short
Messages Service
Egy : “Cewe, lagi
ngapain?” (cuaca cerah, tidak ada hujan, badai atau pun petir lagi, tiba-tiba
dia muncul)
Aku : “Gak ada lagi
ngapain-ngapain cowo, Cuma nonton TV aja cowo”. (sambil senyum satu setengah
cm)
5 menit kemudian
Incoming
Call
: Egy Akper As (Nama disamarkan)
Aku : “Ya cowo.”
(berusaha untuk biasa aja dan terdengar sedikit jutek/marah)
Egy : “Assalamu’alaikum
cewe.” (suara manis mempesona)
Aku : “Wa’alaikumsalam
cowo.” (tidak jadi marah)
Egy : “Lagi apa cewe?
Udah makin jauh aja nih sekarang, mentang-mentang ada cowo baru. Kawan lama
dilupakan!”
Aku : “Cowo baru? Cowo
tuh, yang punya cewe baru. Itulah cewe berjilbab pink yang ada di profil picture Smaboy cowo! (penasaran,
mengungkapkan rasa ingin tahu, mengenai hubungan dia dengan wanita di foto
media sosial Smaboy)
Egy : “ Yang mana cewe?
Gak tau gy cewe mana yang cewe maksud”.
(sok-sok lugu)
Aku : (Jengkel) “Itu
cewe yang berjilbab pink yang duduk di sebelah cowo, pas makan di restaurant itu. Jangan bohong cowo,
bohong itu dosa!”
Egy : “Emang dari dulu,
bohong itu dosa cewe. Egy beneran gak tau akun Smaboy itu”.
Aku : (hening). “Ya
deh.”
Padahal jelas sekali, itu beneran foto dia. Sifat dia
yang penuh rahasia ini membuatku mulai tidak betah, dan mulai menganggap dia
sebagai pembual belaka yang kata-katanya yang tidak bisa dibuktikan
kebenarannya. Secara fisik, dia memang lelaki sempurna yang bisa memikat hati
wanita manapun, namun sifatnya malah menunjukkan kebalikannya, tidak ada sisi
lelaki sejatinya!
Ini buktinya:
Sebulan yang lalu
Incoming
Call
: Egy Akper As (Nama disamarkan)
Egy : “Assalamu’alaikum
cewe.” (suara manis mempesona)
Aku : “Wa’alaikumsalam
cowo. Lagi apa cowo?”
Egy : “Lagi mikirin
cewe.”
Aku : (hidung pun
langsung kembang kempis) “Ah cowo, bisa aja nih, gombalnya”.
Dua bulan yang lalu
Incoming
Call
: Egy Akper As (Nama disamarkan)
Egy : “Assalamu’alaikum
cewe.” (suara manis mempesona)
Aku : “Wa’alaikumsalam
cowo.”
Egy : “Lagi sibuk apa
sekarang cewe?”
Aku : “Lagi sibuk kerja
aja cowo. Kalau cowo lagi apa?”
Egy : “Lagi sibuk
mikirin, kapan cewe kerja bersih-bersih di rumah Gy”
Aku : “Yee enak aja,
emang cowo berani bayar berapa, secara tamatan sarjana nih. Kalau per bulannya
sesuai, boleh lah”
Egy : “Hmm, yah,
ngapain dibayar, cewe kan yang jadi pemilik rumahnya. Gy kan nunggu cewe aja.
Kapan cewe mau dilamar!”
Aku : (10 menit sempat
tidak sadarkan diri / mendadak pingsan) “Ah cowo bisa aja”. (sambil
mengelus-eluskan kepala ke dinding).
Namun, sampai detik ini (3 Desember 2013), tidak ada satu
pun kata-kata manis yang dia ucapkan ada di dunia nyata. Yeah, ternyata hanya
gombalan penuh dengan pemanis di malam hari. Dan, hubunganku dengan dia, Egy,
hanya sebagai “teman silaturahmi” saja. Itu istilah yang diberikan adik
sepupuku bagi lelaki-lelaki hanya romantic di dunia maya, sedangkan di dunia
nyata tidak pernah menunjukkan wujudnya.