Sabtu, 18 Januari 2014

Gagal PDKT _ Lelaki 2

Lelaki itu bernama Megy Andripra (nama disamarkan). Teman saudara lelakiku di tempat dia dinas, yaitu di rumah sakit pemerintah ternama di daerah tempat aku tinggal yang dulu aku sempat bekerja di sana selama 10 bulan dan berakhir tanggal 23 November 2013 kemarin. Aku memanggil dia Bang Megy, karena dia seumuran dengan saudara lelakiku itu. Saudaraku itu memberikan pin Blackberry Messager (BBM) ku kepadanya pada tanggal 22 November 2013 dan akhirnya kami berkenalan. Awalnya aku yang menyapa dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Namun, aku ketiduran dan tidak membalas BBMnya setelah itu.

Sehari kemudian di Blackberry Messager (BBM)
Aku           : “Malam Bang. Lagi apa bang?” (aku sengaja menyapanya di malam hari, karena pagi hingga siang ia bekerja sebagai perawat di bagian OK (operasi), sehingga malam hari adalah saat yang tepat untuk menyambung silaturahmi dengannya)
Bg Megy   : “Ini lagi di rumah. Lagi istirahat aja.”
Aku           : “Ooo, cape abiz pulang kerja yah bang.”
Bg Megy   : “Lumayanlah nik.”
Aku           : “Oia, bang asli mana?”
15 menit kemudian
Bg Megy   : “Bg asli batusangkar nik.”
Aku           : “Ooo, jadi di padang ngekost dums bang.”
Bg Megy   : “Bang ngontrak di padang monik.”
Aku           : “Di daerah mana tu bang?”
20 menit kemudian
Bg Megy   : “Di daerah jati nik.”
Aku           : “Ooo, sama siapa tu bang? Istri bang ya?”
Bg Megy   : “Nggak nik. Bang belom married. Sama temen abang nik.”
Aku           : “Ups, maaf bang. Kirain udah. J“ (padahal sudah tahu kalau abang Megy single, it just asking, some jokes in the night, garing tapi ya?)

Dua hari kemudian di Blackberry Messager (BBM)
Aku           : “Malam bang. Lagi apa bang?”
Bg Megy   : “Gak ada nik. Cuma lagi istirahat aja nik.”
Aku           : “Oia bang. Bang anak ke2 ya?” (berusaha menebak, biar suasana lebih cair)
(Tidak ada tanda-tanda BB berbunyi, kemudian 18 menit setelahnya, baru muncul balasan…)
Bg Megy   : “Gak nik, Bang anak 1.”
Aku           : “Dari 4 bersaudara ya?”
Bg Megy   : “Gak nik, bang bersaudara 2 orang”.    
Aku           : (Hening)

Dua hari berikutnya…
Aku           : ”Cie, dedek siapa tu bang?” (mengomentari personal messagenya)
Bg Megy   : “J
Aku           : (hening)
            Begitulah perjalanan pendekatanku dengan Bang Megy. Padahal pada awal berkenalan, pada saat aku menerima invitenya, dia ramah, walaupun aku yang menyapa dulu. Dan sampai tanggal 3 Desember 2013 ini, aku tidak ada lagi menyapanya di BBM, hanya sesekali melihat display picture dan personal messagenya.
10 Desember 2013
            Dan sekarang terjawab sudah mengapa doi jutek dan ketus kepada aku, karena doi ternyata sudah memiliki “The Real Bidadari Surganya”, itulah fakta yang kulihat di recent updates Blackberry Messager

Rabu, 08 Januari 2014

PDKT yang gagal Lelaki 1

Padang, 3 Desember 2013
Cerita cinta tak bosan untuk terus ku tuliskan. Banyak nama yang berkeliaran di dalam hidupku, tepatnya dalam kehidupan maya ku. Dunia Maya…
Di sini lah, cerita ini bermula
            Kegilaan ku terhadap dunia aplikasi mengenalkan aku dengan aplikasi WeChat. Iseng pun, di saat jam istirahat kerja, saat ku masih kerja di salah satu rumah sakit pemerintah ternama di daerah tempat aku tinggal, daerah Sumatera Barat. Keisengan itu mengantarkanku dengan sosok lelaki yang aku sukai. Berkenalan dari aplikasi itu, selanjutnya, bertemu. Mungkin sebagian orang menganggap diriku “bodoh”, karena aku wanita yang datang menghampiri kost-annya di daerah yang tidak terlalu jauh dari rumah sakit itu. Tapi tepatnya aku berkunjung ke depan kost-annya,  bukan di dalam kost-annya. Tidak banyak kata yang aku keluarkan ataupun ia keluarkan. Kami hanya sibuk memindahkan film dari netbook ku ke netbook nya. Sambil menunggu film-film tersebut selesai dipindahkan, kami bercerita mengenai banyak hal. Aku menatapnya dengan penuh rasa kekaguman, sungguh sempurna makhluk Tuhan yang ada di depanku ini. Setiap dia mengeluarkan senyuman, semakin aku tak bisa menahan hati ini untuk tidak jatuh cinta kepadanya.
            Setelah kejadian itu, aku mulai menaruh banyak harapan kepadanya. Harapan masa depanku yang selama ini telah lama ku tunggu. Sungguh sempurna lelaki ini di mataku, jika dilihat dari fisiknya. Fisik yang sempurna. Tinggi 174 cm. Kulit kurang gelap dari sawo matang tapi lebih gelap dibandingkan dengan kuning langsat, bisa ku bilang sawo-langsat, hidung yang tidak terlalu mancung tapi tetap mempesona. Terutama senyumnya. Ada behel yang menghiasi giginya. Sungguh sempurna kamu, calon masa depanku.
            Namun, semakin hari semakin lama dari hari perkenalan itu, hubungan yang aku harapkan, yaitu “lebih dari sekedar teman silaturahmi” tidak menunjukkan batang hidungnya. Tidak kunjung terwujud. Janji manis untuk jogging bersama, ternyata hanya menjadi angan-angan belaka. Dia menyalahkanku ketika joging itu tidak terjadi, padahal jelas, dia lah yang menyebabkan jogging itu tidak terjadi. Sejak saat itu, aku mulai sadar dan menyadari, dia manis ketika bicara, dengan memberikan sejuta gombalannya di telefon, ternyata benar hanya isapan jempol belaka. Dia adalah Egy Hantoni (nama disamarkan), dia tamatan sarjana keperawatan di sekolah tinggi kesehatan swasta yang ada di daerah Batusangkar, tapi aslinya dia adalah putra Sawalunto.
Here he is:
            Banyak hal yang ingin aku ketahui tentang dirinya. Namun, tidak ada satupun akun media sosial (facebook atau twitter) yang menunjukkan namanya, kecuali media sosial smaboy. Betapa shock nya aku ketika menemukan foto di media sosial itu, dia dengan teman wanitanya (kekasihnya, atau mantannya, atau calon gebetannya, atau gebetannya). This is it L. Ups! Ternyata aku tidak ada menyimpannya. Syukurlah! J
            Dan hari ini dia menelfon lagi. Kesal, bahagia, gemas, rasa-rasa itu muncul ketika dia menelfon. Bahagia, karena dia lah salah satu lelaki yang sempat dan masih mencuri sebagian sisi di hatiku, gemas ketika sifat egonya, yang meminta aku untuk mendengarkan apa yang dia ucapkan, dan aku tidak diberi kesempatan untuk membantahnya dan kesal ketika dia mematikan telfon secara tiba-tiba, dan ketika aku menelfon dia balik, dia terkadang tidak menjawabnya, dan juga terkadang menjawabnya, tetapi hanya sebentar setelah itu mematikan telfon dengan alasan “taujung” atau “kebelet, padahal dia yang minta aku untuk menelfonnya. Sifatnya seperti ini, yang berhasil membuatku pasrah, untuk melepaskan semua harapan itu.
Hari ini…
Short Messages Service
Egy : “Cewe, lagi ngapain?” (cuaca cerah, tidak ada hujan, badai atau pun petir lagi, tiba-tiba dia muncul)
Aku : “Gak ada lagi ngapain-ngapain cowo, Cuma nonton TV aja cowo”. (sambil senyum satu setengah cm)
5 menit kemudian
Incoming Call : Egy Akper As (Nama disamarkan)
Aku : “Ya cowo.” (berusaha untuk biasa aja dan terdengar sedikit jutek/marah)
Egy : “Assalamu’alaikum cewe.” (suara manis mempesona)
Aku : “Wa’alaikumsalam cowo.” (tidak jadi marah)
Egy : “Lagi apa cewe? Udah makin jauh aja nih sekarang, mentang-mentang ada cowo baru. Kawan lama dilupakan!”
Aku : “Cowo baru? Cowo tuh, yang punya cewe baru. Itulah cewe berjilbab pink yang ada di profil picture Smaboy cowo! (penasaran, mengungkapkan rasa ingin tahu, mengenai hubungan dia dengan wanita di foto media sosial Smaboy)
Egy : “ Yang mana cewe? Gak tau gy cewe mana yang cewe maksud”.  (sok-sok lugu)
Aku : (Jengkel) “Itu cewe yang berjilbab pink yang duduk di sebelah cowo, pas makan di restaurant itu. Jangan bohong cowo, bohong itu dosa!”
Egy : “Emang dari dulu, bohong itu dosa cewe. Egy beneran gak tau akun Smaboy itu”.
Aku : (hening). “Ya deh.”
            Padahal jelas sekali, itu beneran foto dia. Sifat dia yang penuh rahasia ini membuatku mulai tidak betah, dan mulai menganggap dia sebagai pembual belaka yang kata-katanya yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Secara fisik, dia memang lelaki sempurna yang bisa memikat hati wanita manapun, namun sifatnya malah menunjukkan kebalikannya, tidak ada sisi lelaki sejatinya!

Ini buktinya:   
Sebulan yang lalu
Incoming Call : Egy Akper As (Nama disamarkan)
Egy : “Assalamu’alaikum cewe.” (suara manis mempesona)
Aku : “Wa’alaikumsalam cowo. Lagi apa cowo?”
Egy : “Lagi mikirin cewe.”
Aku : (hidung pun langsung kembang kempis) “Ah cowo, bisa aja nih, gombalnya”.

Dua bulan yang lalu
Incoming Call : Egy Akper As (Nama disamarkan)
Egy : “Assalamu’alaikum cewe.” (suara manis mempesona)
Aku : “Wa’alaikumsalam cowo.”
Egy : “Lagi sibuk apa sekarang cewe?”
Aku : “Lagi sibuk kerja aja cowo. Kalau cowo lagi apa?”
Egy : “Lagi sibuk mikirin, kapan cewe kerja bersih-bersih di rumah Gy”
Aku : “Yee enak aja, emang cowo berani bayar berapa, secara tamatan sarjana nih. Kalau per bulannya sesuai, boleh lah”
Egy : “Hmm, yah, ngapain dibayar, cewe kan yang jadi pemilik rumahnya. Gy kan nunggu cewe aja. Kapan cewe mau dilamar!”
Aku : (10 menit sempat tidak sadarkan diri / mendadak pingsan) “Ah cowo bisa aja”. (sambil mengelus-eluskan kepala ke dinding).

            Namun, sampai detik ini (3 Desember 2013), tidak ada satu pun kata-kata manis yang dia ucapkan ada di dunia nyata. Yeah, ternyata hanya gombalan penuh dengan pemanis di malam hari. Dan, hubunganku dengan dia, Egy, hanya sebagai “teman silaturahmi” saja. Itu istilah yang diberikan adik sepupuku bagi lelaki-lelaki hanya romantic di dunia maya, sedangkan di dunia nyata tidak pernah menunjukkan wujudnya.